Italia Disebut Izinkan Kapal Ocean Viking Berlabuh, Turunkan 113 Imigran

28 Desember 2022 2:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal kemanusiaan Ocean Viking. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kapal kemanusiaan Ocean Viking. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Italia disebut akan mengizinkan kapal kemanusiaan Ocean Viking untuk berlabuh dan menurunkan 113 orang imigran yang diselamatkan dari perairan Mediterania. Kabar tersebut disampaikan oleh LSM asal Prancis.
ADVERTISEMENT
Ocean Viking dijalankan oleh SOS Mediterranee. Kapal tersebut sempat berada dalam kebuntuan antara Prancis dengan Italia pada November lalu, saat mengangkut 230 imigran.
Sebab, pemerintah sayap kanan baru Italia di bawah Perdana Menteri Giorgia Meloni memblokir akses ke pelabuhannya.
Sehingga, 230 imigran yang berada di kapal tersebut tak bisa berlabuh. Pada akhirnya, mereka diizinkan turun di Prancis setelah berminggu-minggu berada di lautan.
Kondisi kapal kayu terdampar yang digunakan oleh imigran Rohingya di Pidie, Aceh, Selasa (27/12/2022). Foto: Amanda Jufrian/AFP
Namun pada Selasa (27/12) ini, SOS Mediterranee mengatakan kapal telah diberi izin untuk berlabuh di pelabuhan Ravenna di Italia timur. 113 imigran yang kini berada di atas kapal tersebut akan diturunkan di sana.
Dikutip dari AFP, para migran itu diselamatkan pada Senin (26/12) malam di perairan internasional dekat Libya, saat kapal melakukan operasi penyelamatan pertama sejak berlabuh di Prancis bulan lalu.
ADVERTISEMENT
Di antara mereka yang telah diselamatkan adalah 23 wanita termasuk beberapa yang sedang hamil. Di antaranya juga ada sekitar 30 anak di bawah umur tanpa pendamping dan tiga bayi. Salah satu bayi masih berusia 3 minggu.
Tak dijelaskan dari mana saja para imigran tersebut berasal. Namun, setiap tahunnya, banyak imigran bertaruh nyawa Afrika dan Timur Tengah untuk memasuki Yunani, Italia, dan Spanyol dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik di Uni Eropa.
Organisasi Internasional untuk Migrasi telah mencatat hampir 2.000 migran tewas atau hilang di Laut Mediterania sepanjang 2022, karena hal tersebut.